Perjalanan Joko Susilo disini sangat menarik, dia tinggal di wilayah Semarang Barat. Kiprahnya di PDIP sudah sejak tahun 1999 lalu. Dia dari kalangan rakyat biasa. Kiprahnya sebagai simpatisan hingga pengurus ranting dia tekuni. Walau cemoohan dari para sahabat dekat maupun tetangga pada saat itu sangat meremehkannya. Pada saat kampanye pemilu DPRD tahun 2009 lalu merupakan pertarungan kedua di nyaleg sebagai anggota dewan di kota semarang. Rivalnya sendiri di internal PDIP sangat kompetitif. Pada saat itu pada pemilu 2009 kami hanya memberinya semangat dan karena semangatnya itulah suara kami berikan padanya. Walau dari sisi peta kekuatan Nampak kekalahan sudah di depan mata. Dengan mengandalkan sikap keramahan dan dekat dengan kaum terpinggirkan perolehan suara cukup banyak juga walau masih dibawah para seniornya. Praktis masuk dalam kursi dewan tinggal impian saja. Namun dengan berjalannya waktu dan peradaban yang terjadi di internal partainya seperti mundurnya Sriyono ketua DPC PDIP yang mundur dari partainya dan mundur sebagai anggota Dewan. Otomatis perhatian partainya akan memberikan kesempatan pada Joko Susilo sebagai kader yang loyal serta menunggu impian menjadi pengganti karena perolehan suara di urutan terbanyak saat itu. Bila para pengurus partai benar benar memilih Joko susilo menjadi pengganti antar waktu. Penantian panjang dan perjuangan yang betul betul dia lakukan akan menuai harapan yaitu duduk di kursi dewan.Perjalanan Joko Susilo disini sangat menarik, dia tinggal di wilayah Semarang Barat. Kiprahnya di PDIP sudah sejak tahun 1999 lalu. Dia dari kalangan rakyat biasa. Kiprahnya sebagai simpatisan hingga pengurus ranting dia tekuni. Walau cemoohan dari para sahabat dekat maupun tetangga pada saat itu sangat meremehkannya. Pada saat kampanye pemilu DPRD tahun 2009 lalu merupakan pertarungan kedua di nyaleg sebagai anggota dewan di kota semarang. Rivalnya sendiri di internal PDIP sangat kompetitif. Pada saat itu pada pemilu 2009 kami hanya memberinya semangat dan karena semangatnya itulah suara kami berikan padanya. Walau dari sisi peta kekuatan Nampak kekalahan sudah di depan mata. Dengan mengandalkan sikap keramahan dan dekat dengan kaum terpinggirkan perolehan suara cukup banyak juga walau masih dibawah para seniornya. Praktis masuk dalam kursi dewan tinggal impian saja. Namun dengan berjalannya waktu dan peradaban yang terjadi di internal partainya seperti mundurnya Sriyono ketua DPC PDIP yang mundur dari partainya dan mundur sebagai anggota Dewan. Otomatis perhatian partainya akan memberikan kesempatan pada Joko Susilo sebagai kader yang loyal serta menunggu impian menjadi pengganti karena perolehan suara di urutan terbanyak saat itu. Bila para pengurus partai benar benar memilih Joko susilo menjadi pengganti antar waktu. Penantian panjang dan perjuangan yang betul betul dia lakukan akan menuai harapan yaitu duduk di kursi dewan.