Nabok Nyilih Tangan artinya mukul pinjam tangan orang lain. Istilah ini dalam tradisi Jawa adalah bilamana seseorang sedang berseteru dengan rivalnya namun tidak mau terang terangan berkompetisi atau bermusuhan, supaya dianggap masih baik, menyuruh orang lain untuk memukulinya. Konteks nabok nyilih tangan lebih fokus pada adanya permusuhan namun seolah olah bukan dia yang memusuhinya. Dalam masyarakat Jawa nabok nyilih tangan merupakan strategi menghancurkan lawan dengan menggunakan kekuatan orang lain. Biasanya nabok nyilih tangan ini diperkenalkan dalam dunia lawak atau pagelaran ketoprak. Istilah ini populer kembali dalam dunia cyber yang dimunculkan oleh Anas Urbaningrum dan mendapatkan tanggapan luar biasa di berbagai media. Nabok merupakan kata kerja yang berarti memukul. Nyilih artinya meminjam. Tangan yaitu tangan manusia. Nabok Nyilih Tangan diartikan memukul menggunakan tangan orang lain.
Peristiwa yang terjadi dalam Partai Demokrat oleh sebagian masyarakat Jawa paham benar dengan analogi nabok nyilih tangan. Orang Demokrat yang tidak menyukai Anas secara terang terangan meminjam KPK untuk nabok biar mampus. Walaupun Marzuki Ali salah satu petinggi partai dalam pernyataannya pada Rapim Demokrat lalu, pengambilan alih kewenangan ketua umum adalah membantu Anas biar tidak ramai ramai dipukuli di ungkapkan ke publik. Namun nyatanya mukulnya pakai tangan orang lain yaitu yang dimaksud tanganorang lain adalah KPK. Tantangan bagi KPK untuk menjawab tuduhan ini kepada masyarakat luas karena kentara sekali para petinggi Demokrat telah mengetahui status Anas melalui sprindik yang dibuat KPK. Pusaran politik telah menyeret KPK dalam kisruh Demokrat kata sebagian masyarakat melalui tanya jawab interaktif baik di TV maupun di Radio.