Permasalahan di Jateng yang menonjol adalah kemiskinan. Namun apa yang dijanjikan dalam program masih sebatas wacana saja dalam mengurangi pengangguran. Bila disimak bahwa Jateng mempunyai potensi wisata yang cukup menarik baik itu wisata gunung dan agro, wisata laut dan wisata religi. Sepertinya Dinas pariwisata tidak bisa bekerja sendirian dan harus melibatkan banyak pihak untuk membangun sektor pariwisata ini. Untuk membangun sektor pariwisata ini perlu adanya komitmen dari pemerintah siapapun gubernurnya. Karena multiplier efek pada pariwisata cukup banyak sehingga setidak tidaknya dapat menyerap banyak tenaga kerja. Bila mengharapkan investasi dari luar masih sangat jauh karena peraturan, keamanan masih selalu dipertanyakan oleh calon investor. Disamping itu pemasaran potensi wisata daerah dilakukan sendiri sendiri di masing masing daerah kab maupun kota. Belum intergreted menjadi icon Jawa Tengah. Seharusnya semua potensi bersatu seperto Solo Raya yang sudah maju dan Semarang dengan SPA nya bisa diakomodir dalam satu lembaga seperti tourism board yang di isi oleh pelaku pelaku wisata agar Jawa Tengah lebih berdaya saing dan merupakan salah satu bidang dalam mengatasi pengangguran.

Calon gubernur yang maju hingga saat ini belum menampakkan niatannya dalam merancang pembangunan yang berkesinambungan ataukah masih disimpan dan akan disampaikan dalam kampanye nanti. Tidak usah jauh jauh belajar dari Bali saja. Disana Pemdanya komit untuk mendongkrak PAD sektor pariwisatalah yang digalakkan. Sehingga Jawa Tengah butuh gubernur yang dapat merespon masalah ini. Rakyat siap menunggu dan bekerjasama membangun Jawa Tengah.